Jarakbulan ke bumi yang tidak selalu sama membuat besar piringan bulan yang terlihat di bumi juga berbeda-beda. Sedangkan, matahari memiliki jarak terdekat dengan bumi yaitu 147.091.312 kilometer dan jarak terjauh 152.109.813 kilometer yang juga membuat diameter piringan matahari tidak selalu sama. Langit yang tiba-tiba gelap saat terjadi
Jarak antara langit dan bumi adalah 500 tahun perjalanan. Begitu juga antara satu lapisan langit dengan lapisan selanjutnya. Disebutkan dalam hadits riwayat Abbas bin Abdul Mutthalib Radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, “Tahukah kalian berapa jarak antara langit dan bumi? Kami berkata, “Allah dan RosulNya lebih mengetahui”, kemudian beliau bersabda, “Jarak keduanya adalah perjalanan 500 tahun, dan antara satu langit dengan langit selanjutnya perjalanan 500 tahun, dan tebal setiap langit adalah perjalanan 500 tahun, dan diantara langit ketujuh dengan arsy ada laut yang jarak antara dasar dan atasnya adalah seperti jarak antara langit dan bumi, dan Allah diatas itu semua, tidak tersembunyi baginya amalan manusia…” [HR Abu Dawud 4723 Tirmidzi 3320 dan Ibnu Majah 193] dari Al-’Abbaas bin ’Abdil-Muthallib, ia berkata ”Aku pernah berada di Bath-haa’ bersama sekelompok orng yang diantaranya adalah Rasulullah shallallaahu ’alaihi wa sallam. Tiba-tiba muncullah awan melewati mereka. Kemudian beliau menoleh ke arahnya, lalu bertanya ”Kalin sebut apa itu ?”. Mereka menjawab ”Awan”. Beliau bersabda ”Dan mendung”. Mereka berkata ”Dan mendung”. Beliau menambahkan ”Dan mega”. Mereka pun mengatakan ”Dan mega”. Abu Dawud berkata ”Aku tidak dapat menangkap dengan sempurna kata ketiga ini”. Kemudian beliau shallallaahu ’alaihi wa sallam bertanya ”Tahukah kalian jarak antara langit dan bumi ?”. Mereka menjawab ”Kami tidak tahu”. Beliau bersabda ”Sesungguhnya jarak antara keduanya adalah 71 atau 72 atau 73 tahun, kemudian demikian juga langit yang ada di atasnya lagi”. Demikian hingga beliau menyebutkan tujuh langit. ”Kemudian di atas langit ketujuh ada samudera yang jarak permukaan dan dasarnya adalah seperti jarak antara satu langit dengan langit lainnya. … [HR. Abu Dawud no. 4723]. Asy-Syaikh ’Abdurrahman berkata ”Dan At-Tirmidzi meriwayatkan yang seperti itu juga dari hadits Abu Hurairah, dan di dalamnya terdapat perkataan ”Jarak antara satu langit dengan langit lainnya adalah 500 tahun”. Tidak ada pertentangan antara keduanya, karena perhitungan selama 500 tahun adalah dengan perjalanan onta, sedangkan 70 tahun lebih adalah dengan perjalanan kuda. Karena itu, boleh dibilang bahwa jarak antara kita dengan Mesir adalah 20 hari perjalanan biasa atau 3 hari perjalanan kuda. Syaarik meriwayatkan sebagian hadits ini dari Sammaak secara mauquf. Inilah akhir dari perkataan Adz-Dzahabi” [Fathul-Majiid, hal. 534, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, tanpa tahun]. Dari dalil-dalil hadits diatas, angka 500 atau 70-sekian bukanlah masalah, itu menunjukkan jarak yang sama. Kalau kita konversikan ke dalam km/jam, maka dapat dihitung sebagai berikut rata-rata kecepatan onta, kira-kira sama dengan kecepatan orang berjalan, lebih cepat sedikit = 11 km/jam. jarak = 500 x 354 x 24 x 11 = km rata-rata keceparan kuda berlari = 75 km/jam jarak = 73 x 354 x 24 x 75 = km hampir sama kan?
Danjarak terjauh bumi ke matahari akan terjadi pada tanggal 06 Juli 2021 pukul 06.27 Wita yakni pada jarak 152.100.527 kilometer. "Pada saat itu bumi akan menyelesaikan separuh perjalanannya dalam mengelilingi matahari," kata Kaharuddin. Pada keadaan Aphelion, matahari akan tampak lebih kecil di langit dibanding waktu lainnya dalam setahun
Ana baca kitab Fathul Baari jilid 17 bab tujuh lapis bumi menjelaskan tentang ayat “Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu. ” QS. Ath-Thalaaq 12 Ibnu hajar mengatakan ada 7 bumi karena jaraknya sangat dekat sehingga dianggap satu, isinya juga sama ada kita, nabi Adamnya sama, nabi Isanya sama begitu juga nabi Muhammadnya. Sedangkan pendapat lainnya jaraknya berjajar seperti langit 500 tahun perjalanan antar bumi. Ana jadi ingat konsep dunia paralel yang ada teori menyatakan bahwa jaraknya sangat dekat dengan kita hanya beberapa meter saja dan sempat ada filmnya dulu judulnya SLIDER, yang intinya ada bumi lain yang isinya juga sama, ada saya ada ustadz, dll. Kira-kira ada pendapat lain gak ? mungkin ustadz bisa menjelaskan dari kitab2 karangan para ulama lainnya. Waalaikumussalam Wr Wb Firman Allah swt اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الْأَرْضِ مِثْلَهُنَّ Artinya “Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi.” QS. Ath Thalaq 12 Ibnu Hajar mengatakan bahwa bisa jadi perkataan bumi saling berdekatan karena jika tidak maka akan tampak bertentangan dengan Al Qur’an dan Sunnah. Hal itu juga ditunjukkan oleh apa yang diriwayatkan Ibnu Jarir dari jalan Syu’bah dari Amr bin Murroh dari Abi adh Dhuha dari Ibnu Abbas tentang firman-Nya ومن الأرض مثلهن dan seperti itu pula bumi, dia berkata,”Pada setiap bumi adalah seperti Ibrahim, dan seperti ciptaan yang ada di atas bumi.” Demikianlah apa yang diriwayatkan Ibnu Jarir secara ringkas dengan sanad yang shahih. Diriwayatkan oleh Al Hakim dan Baihaqi dari jalan Atho bin as Saaib dari Abi adh Dhuha secara panjang lebar, yaitu tujuh lapis bumi,”Di setiap bumi terdapat Adam seperti Adam kalian, Nuh seperti Nuh kalian, Ibrahim seperti Ibrahim kalian, Isa seperti Isa kalian dan seorang Nabi seperti Nabi kalian.” Al Baihaqi mengatakan,”sanadnya shahih.” hanya saja syadz ganjil karena terdapat Murroh. Ibnu Hajar juga menjelaskan bahwa lahiriyah firman-Nya ومن الأرض مثلهن merupakan jawaban atas para ahli yang mengatakan bahwa tidak ada jarak antara satu bumi dengan bumi yang lainnya meskipun sebagiannya berada diatas sebagian yang lainnya, bahkan bumi ketujuh sangat padat dan tidak memiliki rongga, lalu di tengahnya terdapat titik sentral, demikian pula dengan pendapat-pendapat mereka yang lain yang tidak memiliki argumentasi. Diriwayatkan dari Ahmad dan Tirmidzi dari Hadits Abu Hurairoh,”Sesungguhnya antara satu langit dengan langit yang lainnya berjarak lima ratus tahun, dan sesungguhnya bangunan setiap langit sama seperti itu. Dan antara satu bumi dengan bumi yang lainnya berjarak lima ratus tahun.” Diriwayatkan pula oleh Ishaq bin Rohuwaih dan al Bazzar dari hadits Abu Dzar serupa dengan itu,”Antara setiap langit dengan langit yang lainnya berjarak tujuh puluh satu atau tujuh puluh dua tahun. Kedua hadits tersebut dapat digabungkan yang berarti bahwa perbedaan jarak diantara keduanya adalah tergantung dari cepat atau lambat perjalanannya. Fathul Bari juz VI hal 317 Imam Suyuthi ketika ditanya tentang hadits yang diriwayatkan oleh Baihaqi dari Abi adh Dhuha dari Ibnu Abbas tentang,”Di setiap bumi terdapat Adam seperti Adam kalian, Nuh seperti Nuh kalian, Ibrahim seperti Ibrahim kalian, Isa seperti Isa kalian dan seorang Nabi seperti Nabi kalian.” Maka beliau Suyuthi menjawab bahwa hadits itu diriwayatkan oleh Hakim didalam “al Mustadrak” dan dia Hakim mengatakan bahwa hadits itu memiliki sanad yang shahih. Hadits itu juga diriwayatkan oleh Baihaqi didalam “Syu’abul Iman” dan dia mengatakan bahwa sanadnya shahih akan tetapi syadz ada keganjilan dengan adanya orang yang bernama Murroh, dan perkataan ini berasal dari Baihaqi dengan tujuan yang baik bahwa dia tidak mengharuskan shahihnya sanad dengan shahihnya matan, sebagaimana ditegaskan didalam ilmu tentang hadits karena adanya kemungkinan sanadnya shahih akan tetapi matannya syadz atau illah terdapat keganjilan tau cacat yang dapat menghalangi keshahihannya. Dan apabila telah tampak kelemahan haditsnya maka hal itu sudah cukup daripada penta’wilannya karena dalam pemasalahan seperti ini tidak bisa menerima hadits-hadits yang lemah. Sehingga bisa dita’wilkan bahwa yang dimaksud dengan mereka adalah para pemberi peringatan yang menyampaikan da’wah dikalangan jin tentang para nabi manusia, dan tidak mustahil apabila kemudian mereka dinamakan dengan nama-nama para nabi. al Haawi Lil Fatawa juz II hal 70 Ibnu Katsir juga mengatakan bahwa jika hadits itu betul berasal dari Ibnu Abbas maka sesungguhnya beliau telah mengambilnya dari israiliyat. al Bidayah wan Nihayah jilid I hal 30 Syeikh Athiyah Saqar mengatakan dalam hal ini kita lepaskan akal dalam menyingkapnya atau mencari hasilnya dan apabila ia telah sampai kepada kenyataan yang kuat dan sesuai dengan yang telah ditetapkan maka ia tidak akan bertentangan dengan firman Allah swt, dan firman Allah haruslah menjadi dasar sedangkan yang lainnya haruslah dinilai dengannya dan dihukum berdasarkannya. Apabila makna nashnya sudah jelas maka ia tidaklah mengandung berbagai makna dan penakwilan. Untuk itu berhati-hati adalah suatu kewajiban ketika tidak bisa menempatkan ayat-ayat al Qur’an terhadap segala sesuatu yang ingin disingkap ketika didalamnya terdapat banyak teori dan hipotesa… Fatawa al Azhar juz VII hal 456 Wallahu A’lam
Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menjadikan kegelapan dan cahaya" (QS. al An'am : 1). Cahaya misalnya memiliki tempat dan ruang kosong yang diisi olehnya, cahaya matahari menyebar ke areal/jarak yang sangat luas yang diketahui oleh Allah, ukurannya sangat luas. Sementara cahaya lilin ukurannya sangat
loading... Prof Agus Purwanto menjelaskan, peristiwa Isra Mikraj tidak bisa dijelaskan dengan Teori Relativitas Khusus yaitu dengan teori Kecepatan Cahaya, karena jika memakai teori tersebut, Rasulullah SAW belum keluar dari sistem tata surya."Sehingga, untuk menjelaskan peristiwa tersebut bisa mengunakan Teori Relativitas Umum . Berarti mengisyaratkan adanya ruang dengan dimensi tinggi, immaterial atau gaib di sekitar kita," ungkap Guru Besar Teori Fisika ITS ini dalam Pengajian Online Memperingati Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW, pada Kamis 11/3. Baca Juga Cahaya ini diketahui oleh ilmuan dan diidentifikasi bahwa kecepatan cahaya itu km/detik. "Sehingga jika cahaya ini melingkar mengelilingi bumi, maka satu detik ini bisa mengelilingi bumi sekitar 6 sampai 7 kali,” meneruskan, Isra sebagai perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsho dan Mikraj yang artinya bergerak ke langit ke tujuh sidratul muntaha. Jika disimplikasi, maka isra adalah perjalanan horizontal dan mikraj adalah perjalanan vertikal.“Kita asumsikan kejadian mulai bakda salat isya atau jam sampai jam pagi menjelang subuh. Jadi membutuhkan waktu 8 jam, karena perjalannya bolak-balik, maka antara pulang pergi memerlukan waktu yang sama 4 jam,” urai anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah ini seperti dilansir laman resmi Muhammadiyah . Baca Juga Agus menjelaskan, karena perjalanan dilakukan bersama Buraq, maka dapat diasumsikan bahwa Rasulullah dalam peristiwa itu bergerak dengan kecepatan tertinggi di alamnya, yaitu kecepatan cahaya. Maka dalam satu jam Rasulullah bisa menempuh jarak sampai terkait dengan tata surya, ilmuan mengidentifikasi jarak antara Matahari dengan Bumi adalah km. Sehingga waktu yang diperlukan cahaya dari Matahari ke Bumi itu hanya 8 menit. Prof Agus menerangkan, jika demikian, cahaya yang dirasakan oleh manusia di bumi adalah bukan cahaya yang dipancarkan seketika oleh matahari, melainkan cahaya yang dipancarkan 8 menit sebelumnya.“Kemudian planet terluar, Neptunus itu diketahui jaraknya km. Jadi ini masih lebih besar dari jarak yang ditempuh oleh cahaya selama 4 jam, artinya Baginda Rasulullah dalam waktu 4 jam belum sampai di Neptunus. Ternyata belum sampai keluar dari Tata Surya kita,” menghitung perjalanan Rasulullah dengan teori relativitas khusus tidak memadahi. Selain itu, jika suatu objek bergerak dengan kecepatan cahaya, maka massanya itu akan meledak. Dengan demikian penjelasan ini tidak memadahi, karena itu harus kita tinggalkan. Baca Juga Prof Agus menyarankan untuk merujuk kepada QS Al Isra’ ayat 1. سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُMaha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.“Memperjalankan itu berarti memindah suatu objek dalam hal ini Rasulullah dari satu titik ke titik lain, dari satu dimensi ke dimensi yang lain, ini berarti dimensi ruang. Dan kemudian peristiwa ini terjadi pada malam hari, ini adalah masalah waktu. Ayat tersebut memberi isyarat bahwa, inilah kosmologi Islam, bahwa realitas itu terdiri dari ruang, waktu, materi, dan ruh,” Agus menambahkan, dalam QS Az Zumar ayat 46, dapat diindikasikan bahwa langit ke 7 adalah ghaib atau di luar jagad raya, artinya langit ke tujuh posisinya di luar ruang material. Jadi Mikraj yang dilakukan oleh Rasulullah SAW adalah masuk ke dimensi yang lebih tinggi ke luar material atau langit ke tujuh untuk menerima perintah salat.“Ini susah memang kalau mau mengambarkan alam di luar ruang material, tapi kita yakin dan menerima hadis-hadis sahih. Bahwa di sekitar majelis takliim kita ini kan ada banyak malaikat lalu lalang, tapi malaikat yang banyak ini berada di luar dimensi kita. Sehingga kita tidak pernah bertabrakan, karena malaikat berada di dimensi yang lebih tinggi dari pada kita. Jadi Rasulullah menghilang masuk ke langit ke tujuh,” urainya.“Jadi Mikraj itu menembus dimensi ruang menuju ke dimensi yang lebih tinggi, immaterial atau gaib” ujarnya. Baca Juga mhy
Asteroidyang kira-kira sebesar gedung pencakar langit 40 lantai, diperkirakan memiliki lebar 122 meter. Asteroid akan melewati sekitar 2,8 juta km dari Bumi, atau lebih dari tujuh kali jarak antara Bumi dan bulan. Asteroid aman menghindari planet kita. Pertemuan dekat berikutnya dari batu ruang
Telah kita tahu bahwa Matahari adalah acuan benda langit yang ada di tata surya. Semua planet dan benda-benda langit ruang angkasa mengelilingi Matahari sesuai orbitnya. Jarak Bumi-Matahari sebagai acuan standar jarak menarik minat banyak peneliti untuk mengukurnya. Besar jarak Bumi ke Matahari saat ini sebesar 1 AU Astronomical Unit atau setara dengan 150 juta kilometer. Tapi tahukah kamu? cara pengukuran jarak Bumi-Matahari dan estimasi perkiraan jarak yang sebenarnya bisa dilakukan tanpa perlu meninggalkan bumi, loh. Penasaran bagaimana cara mengukurnya? Simak jawabannya pada artikel ini!1. Metode Fase Bulan oleh Aristarchusilustrasi pengukuran Aristarchus 250 Sebelum Masehi, Aristarchus sebagai orang pertama yang mengukur jarak Bumi ke Matahari. Ia menggunakan fase Bulan untuk mengukur perbandingan antara jarak Bumi-Matahari dan Bumi-Bulan. Metode pengukuran dilakukan ketika Bulan teramati setengah lingkaran dari permukaan Bumi. Pada saat itu, Matahari, Bulan, dan Bumi membentuk sudut mengukur sudut dari Bumi antara Matahari dan Bulan, didapat bahwa Matahari 19 kali lebih jauh daripada jarak Bumi-Bulan dan berarti 19 kali lebih besar. Namun, perhitungan Aristarchus ini masih belum mendapatkan hasil yang akurat. Faktanya Matahari memiliki ukuran sekitar 400 kali lebih besar dari Metode Eratosthenes ilustrasi pengukuran Eratosthenes 276 – 194 Sebelum Masehi, Astronom Yunani Kuno, Eratosthenes memperkirakan jarak bumi matahari yaitu stadia atau stadia. Kedua nilai tersebut belum diketahui pasti panjang stadia mana yang digunakan. Beberapa sumber memperkirakan bahwa stadia bernilai antara 157 meter dan 209 meter. Jika dikalikan dengan nilai stadia, maka didapatkan jarak Bumi-Matahari sebesar 126 juta dan 168 juta yang diperoleh Eratosthenes ini cukup akurat, mendekati jarak bumi matahari yang sebenarnya, tetapi ia belum bisa menjelaskannya secara Metode Fase Venus oleh Christiaan Huygens ilustrasi pengukuran Matahari, Venus, dan Bumi 1653, Christiaan Huygens memanfaatkan fase Venus untuk menentukan sudut dalam segitiga Venus-Bumi-Matahari. Ia juga menebak ukuran Venus dengan benar, jarak dari Venus ke Bumi dan sudut-sudut yang dibuat oleh segitiga, mampu digunakan untuk mengukur jarak ke Matahari dengah hasil yang cukup metode yang digunakan tidak sepenuhnya berdasar secara ilmiah, sehingga hasil perhitungan pada saat itu masih belum bisa diterima. Baca Juga Badai Matahari Besar, 10 Fakta di Balik Peristiwa Carrington 1859 4. Metode Parallax oleh Giovanni Cassini ilustrasi pengukuran Cassini 1672, Cassini melakukan pengukuran bersama rekannya, Jean Richer di Prancis. Mereka menggunakan metode triangulasi dan paralaks planet Mars untuk menemukan jarak Bumi ke Mars. Dari dua lokasi yang berbeda, didapat paralaks Mars yang kemudian dimanfaatkan untuk menghitung jarak yang didapat Cassini cukup akurat dibandingkan pengukuran dengan metode sebelum-sebelumnya. Ia mendapatkan jarak sebesar 140 juta kilometer yang sangat mendekati dari nilai jarak Metode Pengukuran di era tahun 1961, radar digunakan dalam pengukuran jarak. Radar merupakan serangkaian gelombang elektromagnetik berupa gelombang radio yang bergerak dengan kecepatan jarak dilakukan dengan mentransmisikan radar dari Bumi menuju Venus dan kembali lagi ke Bumi. Waktu yang diperlukan agar gema radar kembali beserta jaraknya dihitung. Setelah jarak Bumi-Venus diketahui, jarak antara Bumi dan Matahari diperoleh yang besarnya mendekati 150 juta beberapa metode pengukuran dalam penentuan jarak Bumi ke Matahari yang dilakukan para astronom di masa lampau. Di era sekarang ini, pengukuran jarak benda-benda ruang angkasa dapat lebih presisi dengan bantuan teknologi yang semakin berkembang. IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Sementarasaat perihelion, dia mengakui anggapan awam bahwa suhu Bumi akan menjadi lebih panas karena sedang dekat dengan matahari. "Asumsinya begitu tapi jarak 5 juta kilometer lebih dekat dari jarak terjauh itu kecil banget efeknya," ujarnya. Justru saat perihelion, menurut Avivah, temperatur global Bumi lebih rendah dibandingkan saat
Tata Surya. Kredit NASA/Space Place Info Astronomy - Planet-planet tata surya hanya terlihat seperti titik terang saat diamati dengan mata telanjang dari Bumi kita, dan kita tentu tidak bisa hanya dengan melihat ke langit bisa mengetahui seberapa jauh jarak mereka dari Bumi atau jarak satu sama lainnya. Lalu, bagaimana para astronom bisa tahu? Sampai kurang dari 500 tahun yang lalu, kebanyakan orang mengira bahwa Bumi adalah pusat tata surya. Pada saat Johannes Kepler lahir tahun 1571, orang-orang mulai memahami bahwa planet-planet berputar mengelilingi Matahari. Kepler adalah orang pertama yang menjelaskan pergerakan planet yang membingungkan itu dengan menyadari bahwa orbitnya mengelilingi Matahari bukanlah lingkaran sempurna, melainkan elips, seperti lingkaran namun memanjang. Kepler menemukan bahwa gerakan planet dapat digambarkan dengan sangat akurat oleh beberapa rumus matematika sederhana. Semakin dekat sebuah planet dengan Matahari, semakin cepat gerak perjalanannya, dan Kepler menemukan sebuah metode untuk menghubungkan jarak rata-rata sebuah planet dari Matahari ke waktu yang dibutuhkan planet ini untuk mengelilingi Matahari. Penemuan Kepler memungkinkannya untuk mengetahui seberapa dekat jarak seluruh planet ke Bumi, meskipun ia tidak dapat menemukan jarak sebenarnya. Misalnya, dia tahu bahwa Mars lebih dekat dari Saturnus, karena satu orbit Mars memakan waktu kurang dari 2 tahun, sementara satu orbit Saturnus memakan waktu sekitar 29 tahun. Meskipun Kepler tidak dapat menggunakannya untuk menghitung jarak sebenarnya, ia mengetahui bahwa Mars berjarak sekitar 1,5 kali lebih jauh dari Matahari daripada Bumi, dan Saturnus berjarak 10 kali lebih jauh dari Matahari. Jika saja para astronom dapat menentukan jarak dari Bumi ke planet lain atau Matahari, mereka dapat menggunakannya untuk menemukan jarak ke semua planet, dan pemahaman mereka tentang penataan tata surya akan sangat meningkat. Salah satu orang pertama yang membuat pengukuran jarak antarplanet yang presisi adalah astronom besar Gian Domenico Cassini. Pada tahun 1672, Cassini menggunakan teknik yang disebut paralaks untuk mengukur jarak ke Mars. Apa itu paralaks? Konsep paralaks sangat sederhana, Anda dapat mengerti paralaks dengan mengangkat ibu jari Anda dan melihatnya terlebih dulu dengan satu mata, lalu lihat dengan mata yang satunya lagi. Perhatikan bagaimana ibu jari Anda tampak bergeser. Hal itu disebabkan karena kedua mata Anda terpisah beberapa inci, masing-masing mata Anda melihat ibu jari dari posisi yang berbeda. Jumlah jarak pergeseran ibu jari Anda itulah yang disebut sebagai paralaks. Ketika para astronom mengukur paralaks suatu objek dan mengetahui pemisahan antara dua posisi dari mana ia diamati, mereka dapat menghitung jarak objeknya. Menggunakan pengamatan di Bumi yang dipisahkan oleh ribuan kilometer, pengukuran paralaks dapat mengungkapkan jarak planet yang ingin diketahui. Dari paralaks ini, diketahui bahwa Matahari berjarak sekitar 150 juta kilometer dari Bumi. Diketahui pula, jarak rata-rata antara Bumi dan Mars adalah 225 juta kilometer. Untuk informasi lengkap mengenai paralaks, silakan baca di sini. Sumber NASA, Cornell University.
Sebuahsatelit berada pada ketinggian h = 100 kilometer dari permukaan Bumi. Berapakah jarak ke horison yang dapat diamati oleh satelit ini ? A. 6.038 km. B. 7.038 km. C. 8.038 km. D. 9.038 km. E. 10.038 km. JAWAB : Jarak ke Horizon adalah jarak SH, maka . Jarak SH : Dari segitiga OSH yang siku-siku, pakai Phytagoras : (h + R) 2 = SH 2 + R 2
I6Sh. 457 158 364 327 101 469 202 162 423
jarak bumi ke langit ke 7